Kamis, 21 Mei 2015
Mei Juni
Kita rangkai Mei yang mengeluh
Musim gugur dan berdiam di reranting Juni
Dia menua berbicara pada bulan yang datang
Di mana Juli?
Apakah menjelang?
Bulan merenda atau jatuh.
Senapelan Kampung Bandar
Mari, dudukkan rindu
di senapelan kampung bandar
Mereka yang singgah
di senapelan kampung bandar
bermain air
arus siak
Seharum seberang
mereka menatah riuh
melepas langkah
peluh kesah
Di senapelan kampung bandar
kita dudukkan
Pulang
Telah terdengar
Pulanglah
Nyanyian pengingat janji
Rindu ikatlah dulu
Esok untukmu datang
Telah terdengar
Pulanglah
Di telinga
Pulanglah
Nyanyian pengingat janji
Rindu ikatlah dulu
Esok untukmu datang
Telah terdengar
Pulanglah
Di telinga
Menunggu dalam hatimu
Menunggu dalam hatimu
Adalah sebuah langkah penuntun pulang
Dan hari-hari
Kau tahu
Akan selalu datang
Pada hitungan letih
Menunggu dalam hatimu
Adalah sebungkus es tebu
Teruntukku
Adalah sebuah langkah penuntun pulang
Dan hari-hari
Kau tahu
Akan selalu datang
Pada hitungan letih
Menunggu dalam hatimu
Adalah sebungkus es tebu
Teruntukku
Dibuai bayang
Tidurlah
Dibuai bayang Ibu
Angan telah kugantungkan dijantungmu
Marilah kita patri cinta
Pada embun pertama di ujung halaman
Kelak, nak
Kita tumbuh bersama
Engkau kutunggu membawa rindu
Satu satu
Dibuai bayang Ibu
Angan telah kugantungkan dijantungmu
Marilah kita patri cinta
Pada embun pertama di ujung halaman
Kelak, nak
Kita tumbuh bersama
Engkau kutunggu membawa rindu
Satu satu
Andai bunga jatuh
Andai bunga jatuh
Angin akan menjadi teman yang dingin
Sepanjang rindu itu
taman meremah jauh
hangat gerak
saat lain
daun memulai tumbuh
Andai bunga jatuh
engkau tidak menua
dan selalu bersemangat
Angin akan menjadi teman yang dingin
Sepanjang rindu itu
taman meremah jauh
hangat gerak
saat lain
daun memulai tumbuh
Andai bunga jatuh
engkau tidak menua
dan selalu bersemangat
Bermain Layangan
Adalah seperti yang kuduga
halte bukanlah tempat bagimu
untuk berhenti
Angin memutar cerita baru
tentang senja yang beranjak pudar
Dan seperti dugaan mereka
bahwa waktu condong
dan meninggalkan bayangmu
di sepasang kaus kaki
Mari terbanglah rindu
bersama tatapan senja yang memerah
disanding bayang silam yang tumbuh
di mata kecil ini
Dan senja begitu saja
Andai dapat kuikat dan bertamu di matamu
dan melekat bersama
aku curiga kita tidak dapat saling melupakan
Pada senja yang ini
hanya layangan sungguh
bergegas turun
(dimuat di Ripos 23 Juni 2013)
Langganan:
Postingan (Atom)